Tahun ini NAGASWARA memasuki usia ke-19. Meski tidak mudah berada di titik ini, saya sesungguhnya bersyukur NAGASWARA dapat eksis, dan semoga terus berjaya. Sejak awal membangun NAGASWARA, saya mengupayakan agar label ini dapat menjadi tempat berkreasi para musisi Indonesia. Hingga beberapa tahun lalu, muncul harapan baru agar NAGASWARA dapat dikenal secara global lewat semangat; “NAGASWARA for The World”.
Tahun ini, PT. NAGASWARA Publisherindo Musik yang berada di bawah NAGASWARA Music Corp. dipercaya oleh Warner/Chappel Music (WCM) sebagai sub-publishernya untuk teritori Indonesia. Itu artinya, NAGASWARA menjadi pintu atas setiap perijinan, pengelolaan dan penggunaan lagu-lagu WCM di Indonesia. WCM sendiri merupakan publisher musik global yang berada di bawah Warner Music Group. Jutaan lagu dari puluhan ribu pencipta lagu internasional berada di bawah payung raksasa Warner.
Bagi saya pribadi dan keluarga besar NAGASWARA, kepercayaan ini merupakan kebangaan. NAGASWARA adalah label musik lokal, namun mendapat kepercayaan mengelola penggunaan lagu-lagu penyanyi mancanegara milik Warner. Beberapa di antaranya adalah Barry Gibb, Led Zepellin, Eric Clapton, Beyonce, Madonna, Rihanna dan Bruno Mars yang baru menyabet banyak penghargaan utama dalam ajang Grammy Awards 2018.
Bagi saya, musik adalah sesuatu yang cair. Ia sepatutnya dapat masuk dan diterima di mana saja, oleh siapa pun. Tak ada batasan dalam musik. Jika bahasa membuat manusia terbatas, musik justru membuat perbedaan yang ada menjadi tanpa sekat. Dulu, NAGASWARA dikenal sebagai label musik dance nomor 1 di Indonesia. Dalam perkembangannya, NAGASWARA bahkan sempat dikenal sebagai gudangnya anak band, label musik Melayu hingga kini banyak melahirkan artis-artis dangdut.
Apa pun jenis musiknya, NAGASWARA tetap menjadi rumah bagi semua musisi. Komitmen inilah yang juga menjadi salah satu alasan WCM mempercayai NAGASWARA sebagai sub-publishernya di Indonesia. Kesempatan ini, membuat saya bertambah yakin akan slogan “NAGASWARA for The World”.
Salam Kekinian,
RK